Kami Bangga Walaupun Kalah

Cerita ini dimulai ketika saya dan dua rekan saya (zakiy dan dinda) mengikuti sebuah kompetisi IT Fest 2018 Universitas Sumatera Utara yang diselenggarakan oleh HIMATIF Universitas Sumatera Utara. Bagaimana ceritanya kita bisa ikutan event yang beda pulau ini? Dan sampai seberapa jauh kami di event ini? dan mengapa kami bangga walaupun kalah? Berikut kisahnya.

Awal Mula

Di awal semester 7, semua perkuliahan normatif telah selesai dan hanya menyisakan Bimbingan Karir dan Tugas Akhir saja. Hal itu mendorong saya untuk mencari kesibukan lain dari pada yang lain. Lho? karena mulai dari awal semester 6, saya sudah bekerja sebagai software engineer di Suaramerdeka.com dan pada waktu itu saya mengakhiri masa jabatan saya di Future Leader Summit.
Karena merasa perlu ada hal baru, maka saya dan zakiy suka sekali mencari berbagai info kompetisi untuk menguji daya saing kami. Dan berangkatlah kami ke Bali waktu itu.

BACA : Jalan-Jalan Ke Bali Dibiayai Kampus 100%, Kok Bisa?

Setelah kami berhasil dapet juara di Bali, kami mulai mencoba kompetisi serupa yang diadakan kampus lain, terutama luar pulau jawa. Dan ketemulah ITFEST 2018 Universitas Sumatera Utara.

Menyusun Tim

Setelah kami menemukan informasi tersebut, kami sadar bahwa kami merupakan semester tua dan bentar lagi lulus. Nantinya mesti dipersulit untuk mendapatkan dana dari kampus. Dan itu benar! ketika kami tanya sama dosen favorit kami, yaitu bu Nissa.
“Bu, kami mau ikut lomba di USU. Nanti kampus apakah mau danai semisal lolos?” - Tanya kami.
“Cari kader dulu, baru bisa didanai.” - Cetus bu Nissa.

Sontak setelah itu, aku langsung kefikiran ke satu orang, dia adalah Dinda Saraswati, mahasiswa yang berprestasi, pinter presentasi, dan calon mawapres UDINUS (sekarang udah mawapres) dan kebetulan waktu itu deket sama saya :D

Tim Ayo Toba

Oke setelah itu, kami meetup dan brainstroming dan ketemulah sususan timnya yaitu Dinda sebagai ketua, aku sebagai Tim Teknis dan zakiy penanggung jawab dikeuangan dan hal-hal yang berkaitan dengan kampus.

Setelah tim terbentuk dengan baik, akhirnya kita mendaftar.

Menysun Ide dan Submit

Setelah menyelesaikan proses pendaftaran ada beberapa tahap lagi agar kami bisa berangkat ke Medan. Tahap pertama adalah menyelesaikan sebuah case study mengenai permasalah Danau Toba. Setelah kami meetup & brainstroming, kami tulis jawabnya dan submit ke sistem. Alkhamdulillah kami lolos tahap pertama!

Ini Ide Kami

Setelah tahap pertama selesai, pihak penyelenggara memberikan studi kasus yang kedua. ditahap kedua ini, kami menyelesaikanya cukup lama, karena waktu itu kami ada berbagai kesibukan masing-masing. Dan pada tahap inilah kami merasa ide-ide ini kurang. Dan dengan penuh ketidakpastian, kamipun submit kembali jawaban dari studi kasus yang kedua. dan setelah itu..

Kami Lolos sebagai Finalis!

Kami Lolos!

Alkhamdulillah, tim kami AyoToba masuk 10 besar dan tentu kita diundang untuk mempresentasikan ide kita dihadapan dewan juri di Universitas Sumatera Utara.

Berangkat Ke Medan!

Setelah kami mendapat surat keterangan bahwa kami masuk 10 besar, tidak serta semuanya berjalan dengan mudah. Saya ingat sekali, waktu itu pengumuman 10 besar sangat berdekatan dengan hari H presentasi, gak ada 2 minggu jaraknya.

Nah, ditahap ini kami mulai pesimis apakah kampus mau mendanai lomba kami, terlebih lagi lombanya sangat jauh dari Jawa Tengah. Tapi.. alkhamdulillahnya kami punya bu Etika dan Bu Nissa yang begitu kompak, akhirnya segala urusan akomodasi di urus sama beliau. Dan akhirnya danapun cair.

Tapi..

Dana yang diberikan belum pasti jumlahnya dan kampus hanya untuk akomodasi 2 orang, dan mulailah dramanya. antara yang mau berangkat siapa dengan siapa :’(

Tapi baiknya Universitas Dian Nuswantoro dalam memberikan dana untuk 2 orang ternyata setelah kita bagi-bagi mampu untuk berangkat 3 orang dengan catatan maskapai penerbangan, hotel serta uang makan kita downgrade.

Dan akhirnya kita berangkat ke Medan!

Perhatikan Niat dan Tujuanmu

Sebelum hari H kita berangkat ke medan, kita mulai sering meetup untuk matengin konsep dan presentasi dan disinilah malah semangat kami menurun. alasanya adalah Ide yang kami bawakan sangat rawan sekali sama, apalagi lomba ini hanya terbatas pada satu masalah saja, yaitu Gimana caranya orang mau dateng ke Danau Toba melalui teknologi?

Semangat menggebu-gebu ingin menang tidak muncul lagi dan tidak sama seperti yang kami gaungkan ketika mau lomba di ITCC Udayana, Bali. Dengan semangat yang pas-pasan itu kamipun berangkat ke Medan.

Kami Sampai di Medan

Setelah sampai di Medan, kamipun mulai mempersiapkan berbagai persiapan lomba dan lain sebagainya. Pengalaman enak dari panitia yang kami dapatkan di Bali tidak didapatkan lagi di Medan. Culturenya sangat beda disini, dan berbagai panitinya juga kurang pro dalam menyambut berbagai tamunya dari luar kota. Apalagi kami tertipu Hotel yang sama sekali tidak sesuai dengan apa yang digambarkan di aplikasi. Bener-bener kesan yang kurang baik di Medan :(

Hasil Lomba

We are Tim!

Setelah kami presentasi lomba dan alkamdulillah presentasinya berjalan dengan baik dan tepat waktu. Dan dari 10 tim, hampir semuanya mengangkat tema serupa. Cuma yang membedakan dengan ide yang kami buat adalah Penerapan Teknologi Paling Baru yang dilihatkan oleh teman-teman ITB, IPB dan UI. Mereka rata-rata menggunkan Machine Learning, AI, Chat Bot dan bahkan Artificial Intelegent. Dan itulah poin mereka, dan kami? “Mengapa tidak terfikir untuk pakai itu ya?“ -ungkapku. Mungkin karena di UDINUS belum sesering mereka dalam riset mengenai berbagai teknologi tersebut.

Setelah itu, kami jalan-jalan ke kota Medan, cuma ya itu. Kotanya begitu macet menurutku dan orang-orang sana suka banget membunyikan klakson :D mungkin bagi orang yang pertama kali dateng ke Medan seperti saya ini begitu kaget dengan budayanya sana. Tapi itulah beragamnya Indonesia!

Pemberian Gelar Juara

Di hari kedua, kami mengikuti kegiatan seminar dan pemberian gelar juara dan kamipun tidak mendapat gelar juara. Dan pada moment ini, kami begitu banyak mendapat poin pelajaran.

Dan setelah acara selesai, kamipun beli berbagai oleh-oleh untuk bapak Ibu Dosen, serta orang rumah. Dan besoknya habis shubuh kami langsung berangkat ke bandara, mengingat kami dapat penerbangan pagi dan lokasi bandara Kualanamu yang cukup jauh dari kota Medan. Dan sampai jumpa Medan!

Terus apa pelajaranya?

Banyak sekali teman! berikut tak ungkapin beberapa ya!

  1. Ketika kalian melakukan sesuatu, lakukanlah semaksimal mungkin dan pastikan tujuan kalian merupakan tujuan paling maksimal. Jika kalian sedang mengikuti lomba, maka tujuanya harus MENANG dulu! liburanya mah bonus!
  2. Mengacu pada poin pertama, ketika kalian punya tujuan yang bener-bener maksimal maka secara otomatis otak kalian akan berfikir secara jernih. Tidak seperti model pemikiran tim kami kemarin, padahal ide sama dan seharusnya bisa diterapkan berbagai teknologi terbarukan? (poin ini aku buktikan waktu lomba di Bali dan di Semarang).
  3. Poin ketiga adalah banyak-banyaklah sharing kepada teman, dosen ataupun orang tua. Siapa tau mereka mempunyai berbagai ide yang tidak kita sangka. Karena menurutku, setiap memiliki titik butanya masing-masing, sehingga dalam penyelesaian suatu masalah terkadang memang memiliki cara yang berbeda-beda.

Terlepas dari itu semua, banyak sekali hal yang patut kami syukuri karena pemberian nikmat dari Allah SWT kepada kami. Alkhamdulillah. Begitulah sepenggal kisah mengenai Kebanggaan kami walaupun kami kalah.

A Winner is a Dreamer Who Never Gives Up - Nelson Mandela

Terus kalau menurut kamu gimana cerita diatas? ada tambahan lain yang pengen kamu sampaikan? Tambahkan dikolom komentar ya!

Bagikan Komentar